Kamis, 30 Oktober 2008

ANALISIS TRANSAKSIONAL

Dalam setiap hubungan dan interaksi dengan berbagai tingkatan dan perbedaan latar belakang, mengetahui ego state adalah sebuah langkah yang sangat ideal. Mengetahui egostate lawan bicara akan membuat kita menggunakan bahasa yang se visi dengan lawan bicara kita, Ada 3 egostate yang akan dibahas dalam posting kali ini, pertama adalah egostate anak, kedua adalah egostate dewasa dan ketiga adalah egostate orang tua.

Setiap egostate terwakili oleh beberapa symbol yang melambangkan kekuatan karakter atau sifat dari individu dengan egostate tertentu. Anak bisa berada dalam tahap egostate anak, dewasa bahkan orang tua. Anak yang memiliki egostate anak maka dia akan menggunakan bahasa paedagogik, bahasa anak - anak dengan tingkat ketajaman analisa yang rendah, segala hal dilihat dari segi penampilan dan fisik belum dinilai dari segi kualitas. Seorang anak memilih baju maka warna, kemudian sablon, menjadi bahan pertimbangan pertama, meskipun merknya lebih branding menurut orang dewasa jika warnanya tidak atrractive maka anak kurang tertarik, secara fisik mereka melihat kaos dari sudut luar bukan dari kenyamanan. Anak yang beregostate dewasa mulai menggunakan analisis dalam menilai sesuatu, jika saya mencubit teman saya maka dia akan balas mencubit saya. Anak dengan egostate dewasa bisa terbentuk karena urutan dalam kelahiran, pengalaman dan kejadian hidup. Pengasuhan orang tua dll.

Anak dengan egostate orang tua maka dia akan menampilkan kesan bijaksana dalam melakukan segala sesuatu, Tidak usah bertengkar sekarang kita main yang lain aja yuk .. yang penting teman - teman bisa main bersama, kalo PS khan cuma 2 orang, sementara kita khan 7 orang. Selain kematangan secara emosi pada umur anak - anak, mereka lebih kebal terhadap tekanan mental yang menimpa mereka, bisa terjadi karena secara continue mereka mendapatkan cara asuh yang benar, mereka mampu menempatkan diri secara wajar dalam segala situasi, bahkan terlihat berwibawa dikalangan anak - anak.

Dewasa dengan egostate anak. Kebayang gak sih orang berusia sekitar 28 tahun tapi tingkahnya kaya anak SMP, masih sering urakan, masih sering cari perhatian, masih sering bertingkah laku seenaknya sendiri seperti tidak sadar kalau dia sudah besar.. perilakunya nyaris seperti anak usia belasan tahun, dalam bertutur dan berperilaku masih seperti anak ABG yang demen istilah gaul, memakai aksesoris gaul, jangankan diajak debat, diajak diskusi pasti pengen menang sendiri, maklum anak - anak. Dewasa dengan egostate dewasa, alias sesuai dengan porsinya, tidak mudah terpancing emosi tapi juga belum begitu bijak, dalam melakukan segala hal masih menggunakan logika dan akal sehat belum dengan olah jiwa dan olah rasa, Segala hal dilihat dengan rasionalisasi. Bahkan untuk perbuatan buruk sekalipun akan dirasionalisasi sebagai kebenaran.

Dewasa sebagai orang tua, dalam usia muda sudah bisa menuntun orang lain menuju ke arah yang lebih baik, bisa karena kedalaman ilmu, bisa pula karena ketinggian dari filosofi yang dia pahami, bisa terbentuk karena pengalaman hidup dan interaksi dengan orang - orang yang bijaksana. Dengan penuh pertimbangan semua ucapan dan perilaku dia lakukan dengan sangat hati - hati, bahkan dia memegang pepatah jawa, digdoyo tanpo aji, menang tanpo ngasorake dan nglurug tanpo bolo atau menang tanpa ilmu tenaga dalam, menang tanpa harus mengalahkan, dan mendatangi musuh tanpa banyak teman.

Orang tua dengan egostate anak, wah ini jelas bahaya, bisa rebutan acara televisi dengan anaknya, rebutan pergi ke kamar mandi dengan anak, bahkan jika anak berani mengambil makan duluan bisa dihukum gak boleh makan. Orang tua egostate dewasa bertingkah lebih tenang tapi masih belum bijak, sering melakukan segalanya dengan pertimbangan rasio dan akal sehat jika anaknya mencintai seseorang maka latar belakang pekerjaan selalu menjadi bahan kajian utama, keturunan kyai atau keturunan preman diperhatikan dengan seksama. Orang tua yang beregostate orang tua maka ini adalah pemimpin dalam segala situasi, jangankan marah. Ketika segala sesuatu tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan maka dia akan menyusun rencana bagaimana mengubah kejadian tersebut agar menjadi lebih baik, jangan harap orang tua dengan egostate orang tua menyalahkan orang lain. Dengan kebijaksanaan dan kematangan berfikirnya maka dia mampu menyelesaikan masalah tanpa masalah. Jika anda menemukan seorang ulama besar karismatik maka dia berada dalam orang tua dengan egostate orang tua. Apakah anda sudah sadar di posisi mana anda berada?

Kamis, 23 Oktober 2008

MENTOR DAN MENTORING

Pengertian Mentor


-       Dukungan/bimbingan


-       Mendukung dan membimbing orang lain – untuk berjuang dan berusaha mencapai tujuan tertinggi


-       Seorang penasehat/pembimbing yang dipercaya dan bersahabat, terutama seseorang yang baru di suatu peran tertentu (rowntree, 1981)


Peran Mentor


-       Terlibat di dalam hubungan interpersonal yg kuat dng orang yg kurang berpengalaman, pada umumnya orang yg lebih muda


Figur seorang mentor


-       Mempunyai pengetahuan cukup


-       Pengalaman yg memadai


-       Memahami dan mengerti


-       Penasehat yang baik


-       Mempunyai ketetapan hati


-       Perencanaan yang baik


-       Penguasaan diri


-       Pembimbing/penunjuk jalan yang dipercaya


Perawat Mentor


-       Seorang berwenang yg dihormati


-       Seorang praktisi perawat teladan


-       Telah menyelesaikan pendidikan dan mengikuti perkembangan


-       Mengetahui pada yg ada di depannya, mampu memberi dukungan dan dorongan keberanian


-       Mengerti dan berbicara dengan ungkapan akademik dan tuntutan esoteris


-       Bertindak atas nama orang yg dibimbingnya


-       Mengenali kompetensi bimbingannya


-       Mentoring palsu


Type Mentoring menurut Morton-Cooper & Palmer


-       Mentoring palsu : Dukungan untuk tugas-tugas yg berhubungan dengan kualifikasi profesional dan pekerjaan


-       Mentoring sejati : dukungan seutuhnya bagi individu untuk mengembangkan sebuah peran profesional yg baru dan kompleks


Cirri perawat mentor


-       Muncul pada masa awal untuk menawarkan dukungan, menghilangkan rasa takut dari pengasingan, ketidakpedulian, cemoohan


-       Dapat bertindak sebagai seorang pembimbing


-       Dapat memberikan peringatan dan pandangan, mefasilitasi pembelajaran, menberi umpan balik, kritik konstruktif dan pujian


-       Dapat menerjemahkan dan menerangkan syarat-syarat kursus


-       Bertindak sebagai advokat


-       Memperbolehkan kemandirian dan dapat memisahkan diri


Konsep menthoring


-       Perkembangan sepanjang hidup (Erik Erikson)


-       Tahap perkembangan intelektual dan etika (William Perry)


-       Teori pembelajaran (Albert Bandura)


Perkembangan sepanjang hidup


-       Tahap paling relevan bagi mentor usia dewasa menengah


-       Mentoring sebuah manifestasi tugas orang dewasa menengah (merriam, 1983)


-       Tugas utama generativitas-stagnani tergantung tugas perkembangan sebelumnya


-       Kekuatan produksi dan kepedulian


-       Dibutuhkan kematangan emosional yg cukup orang yg dibimbing, identitas diri adequatm kemampuan berhubungan


Perkembangan intelektual dan etika


-       Hubungan mentoring dipengaruhi kemampuan intelektual dan etika secara bertahap


-       Ditandai dengan kemandirian, fleksibilitas, keterbukaan dan kobinasi ideal dukungan-tantangan


Teori pembelajaran sosial


-       Model (teladan) aspek penting dalam mentoring


-       Orang yg dibimbing akan meniru perilaku, nilai-nilai dan sikap mentor


-       Berkaitan dengan prinsip penguatan dan peniruan dlm hubungannyg dengan pengendalian dan modifikasi perilaku


-       Partisipasi peran bentuk pembelajaran paling ampuh


Mentoring dalam konteks


-       Mentoring dalam organisasi


-       Mentoring dalam pendidikan


-       Mentoring dalam keperawatan


Mentoring dalam organisasi


-       Mentoring dapat berlangsung dlm hubungan kontrak


-       Diimplemetasikan sebagai bagian sebuah program organisasi atau pengembangan karir bukan pengembangan kepribadian dewasa


-       Model yg saling menguntungkan


-       Masalah hubungan berakar dari komunikasi yg buruk, salah persepsi, gagal komunikasi, ketergantungan


Mentoring dalam pendidikan


-       Program mentoring digunakan sangat luas: program anak berbakat, pelatihan guru awal-lanjutan, pengembangan staf, program mahasiswa, pendidikan perawat dll


-       Tujuan untuk menumbuhkan kemandirian, pembelajaran yg diatur sendiri, memungkinkan pembelajaran yg tak mungkin dilakukan di dalam kelas


Mentoring dalam keperawatan


-       Perawat mampu bekerja dengan cara kolaboratif dan kooperatif dengan profesi kesehatan lainnya dan mengenali serta menghargai konstribusi dlm tim kesehatan


-       Berakar pada penerapan pembelajaran orang dewasa dan teori perkembangan


-       Memungkinkan pendatang baru dlm keperawatan untuk melewati masa peralihan lebih lancar dari pemula menjadi praktisi penuh


 


 


 


 


 

Rabu, 22 Oktober 2008

KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL

Komunikasi Non Verbal : kebiasaan bentuk dalam paralanguage dan kinesik ditambah area artikulasi seperti proksimity/jarak


Menurut Randall P Harrisan




  1. Performance Codes : gerakan anggota tubuh, ekspresi wajah, gerakan mata, gesture, postur tubuh, kontak fasial, paralinguistic phenom ( keluh kesah, menguap, tertawa, mendengkur)

  2. Artifactual Codes : manipulasi pakaian, kosmetik, perlengkapan, obyek seni, symbol status, arsitektur.

  3. Mediational Codes : Aransemen lagu, editor pengatur foto, foto close up, shooting metode long shoot, sound effect

  4. Contextual Codes : tanda non verbal muncul pada waktu dan tempat tertentu dari system komunikasi dalam penggunaan atau pengaturan artifactual code oleh komunikator.


Klasifikasi pesan menurut Duncan




  1. Kinesik : gerak tubuh yang terdiri dari 3 komponen, fasial, gestural, postural, fasial ( bahagia, terkejut, marah, takut, sedih, takjub)

  2. Paralinguistik

  3. Proksemik

  4. Oflaksi

  5. Sensitivitas kulit

  6. Artifaktual


Komunikasi wajah (Leather, 1976)




  1. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tidak senang

  2. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tidak pada orang lain

  3. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan

  4. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu

  5. Wajah menunjukkan kurang pengetahuan


Gesture : gerakan sebagian anggota badan seperti tangan, mata untuk mengkomunikasikan berbagai arti dan makna




  1. Mendorong/membatasi

  2. Menyesuaikan/mempertentangkan

  3. Perasaan positif/negatif

  4. Memperhatikan/tidak

  5. Melancarkan/tidak reseptif

  6. Menyetujui/menolak


Posture : Berkaitan dengan komunikasi antar status dimana orang yang statusnya rendah akan kaku dan tegang ( Mehrabian, 1981)




  1. Immediacy : suka/tidak suka

  2. Power : status komunikator tinggi

  3. Responsiveness : Individu bereaksi


Pesan Proksemik (Edward T Hall)




  1. Akrab (dekat 0 – 6 inci, jauh 6 – 18 inci)

  2. Personal ( dekat 18 – 30 inci, jauh lebih dari 30 – 4 kaki)

  3. Sosial ( dekat 4 – 7 kaki, jauh 7 – 12 kaki)

  4. Publik (dekat 12 – 25 kaki, jauh 25 kaki lebih)


Pesan paralinguistik




  1. Nada

  2. Kualitas suara

  3. Volume

  4. Kecepatan

  5. Ritme


Pesan sentuhan dan oflaksi




  1. Tanpa perhatian (detached)

  2. Kasih sayang ( mothering)

  3. Takut ( fearful)

  4. Marah (angry)

  5. Bercanda (playful)

  6. Oflaksi ( Parfum dan bau badan)


Facial expression ( Ekman dan Friesen, 1975)




  1. Fear/takut

  2. Surprise/terkejut

  3. Anger/marah

  4. Happiness/gembira

  5. Disgust/muak

  6. Sadness/sedih


Fungsi komunikasi non verbal




  1. Repetisi/mengulang gagasan

  2. Susbtitusi/menggantikan lambang verbal

  3. Kontradiksi/menolak pesan verbal

  4. Komplemen/memperkaya pesan verbal


Aksentuasi (Dale G Leather)




  1. Faktor non verbal menentukan makna komunikasi interpersonal

  2. Perasaan dan emosi lebih cermat lewat non verbal

  3. Pesan non verbal jauh dari kerancuan

  4. Memiliki metakomunikasi yang tinggi

  5. Cara komunikasi yang efisien

  6. Sarana sugesti yang tepat


Komunikasi non verbal


Immenent reference/membuat referensi masa lalu


Determinasi/kata – kata selalu mengkomunikasikan sesuatu


Contras and the working prinsiple of rassonable alternatif/penerima harus tahu secara pasti signal yang akan dikomunikasikan, penerima harus dapat mengenali signal yang mereka terima setelah disampaikan.


Recurent/bercerita tentang dirinya


Relativity of signal and write/tanda sebagai informasi atau noise ( kode khusus ex : ketukan sepatu ketika menyontek)


Reinforcement/presentasi pesan dalam 1 paket dengan non verbal


Adjustement/kesamaan signal


Priority/memulai interaksi itu sendiri


The forest and the trees/melihat seluruh pembicaraan

PENGARUH KATA - KATA DALAM KOMUNIKASI

Penyampaian informasi bisa diberikan dalam beberapa bentuk salah satunya dalam bentuk verbal, penyampaian informasi dalam bentuk verbal mampu memperjelas pesan yang begitu sulit dipahami jika menggunakan pesan non verbal. Contoh : ketika anda melambaikan tangan ke teman anda sementara didepannya ada seorang pria atau wanita yang lebih tua maka bisa terjadi orang yang berada didepan teman anda tersebut akan merasa aneh dengan lambaian tangan anda, respon non verbal sering menimbulkan bias yang justru menimbulkan kelucuan jika diceritakan.

Verbal pun jika tidak satu persepsi juga akan menimbulkan penyimpangan makna, alkisah seorang teman menghadiri sebuah acara pernikahan dan dia diminta menjadi saksi bagi mempelai pria, sang pembawa acara meminta " poro sederek sedanten dipun aturi jumeneng" karena teman saya tersebut orang Jakarta dan tidak paham bahasa jawa maka dia tetap memilih untuk duduk, betapa kagetnya dia ketika akhirnya pembawa acara meminta dia untuk berdiri, dia malu sekali.

Kejadian berikutnya adalah ketika Anton yang anak Jakarta pula berlebaran ke kampung di Jawa, setiap bertemu dengan orang lain, temannya yang bernama Sugeng selalu mengucapkan " sugeng riyadi" karena tidak paham maksudnya maka Anton pun ikut - ikutan dengan mengucapkan " Anton..Anton..", beberapa orang yang mendengar tertawa geli.

Bahasa menunjukkan siapa yang berbicara, seorang ekonom akan dianggap sebagai pakar ekonomi karena dia paling sering menggunakan kosakata ekonomi, seorang dokter dianggap pakar kedokteran ketika dia sering menggunakan istilah kedokteran. Manusia belajar dari kosakata, ketika kita akan belajar sebuah subyek baru maka yang diperlukan adalah memasukkan kosakata tentang subyek yang kita pelajari sebanyak mungkin.

Kata - kata adalah sebuah senjata, menahlukkan hati yang marah, meredam orang yang depresi bahkan kata - kata mampu menghipnotis orang lain untuk melakukan sesuatu, kata - kata yang baik keluar dari pikiran yang baik pula, pikiran yang baik terkontrol oleh hati yang baik, jika kita bisa membersihkan hati dari semua penyakit maka pikiran kita akan baik, jika pikiran kita baik maka kata - kata kita akan baik.

Bahkan seorang pakar komunikasi terkemuka Dale Carnegie dan David J Schwart menulis dua buku dengan inti yang hampir sama, yang satu hati - hati dengan pikiran dan yang satu hati - hati dengan kata - kata. Jika negatif yang sering kita keluarkan maka kata - kata negatif pula yang akan kembali ke kita, coba saja anda mengejek orang lain maka akan ada orang lain yang mengejek anda. Jika begitu mengapa kita tidak mencoba berkata - kata yang baik saja?

Saya tunggu hasil anda mencoba berpikir baik tentang orang lain dan berkata baik kepada orang lain, jika ingin banyak teman maka sapalah begitu banyak orang maka anda tidak akan pernah kesepian karena akan ada selalu banyak orang yang mampu menemani anda, bukan kekayaan yang menarik teman tetapi kata - kata yang halus, sopan dan penuh penghormatan kepada orang lain akan menarik mereka untuk mendekat. Jadi jaga kata - kata anda seperti anda menjaga harta anda, anda dianggap sesuai dengan kata - kata anda.