Jumat, 12 Februari 2010

Komunikasi jarak jauh

Dulu ketika masih tahun 1980 an satu-satunya televisi yang bisa dilihat tayangannya adalah TVRI, tayangan sinetron belum ada, jika ada film maka jam tayangnya diatas jam 9 malam, sudah begitu harus nunggu kalo ada laporan khusus pidato kenegaraan presiden, karena acara tivi masih monoton, maka akhirnya bermain bersama teman-teman dilapangan menjadi sebuah pilihan, dari main lempar kelereng, petak umpet, gobak sodor dll. Kebersamaan masih sangat kuat, belajar tidak mengalami banyak distorsi.

Lama kelamaan televisi swasta mampu dinikmati oleh semua kalangan, dari telenovela, sinetron, gosip artis, berita kriminal, sepakbola, quiz mulai masuk dalam kehidupan kita, berlanjut dengan penetrasi internet yang semakin lama semakin terjangkau, bahkan sekarang dengan uang 600 ribu kita sudah mampu memiliki handphone yang dapat menjelajahi dunia maya, dari sekedar chatting, facebook, check email, blogging, ngaskus semua dilakukan via handphone.

Pintu dan kanal komunikasi terbuka semakin lebar ketika ada tayangan mendengarkan rekaman di mahkamah konstitusi, sekarang manusia mulai kehilangan sekat pribadi, segala berita, segala informasi dari yang berat sampai yang ringan mulai berjejalan via situs jejaring sosial, sekarang masyarakat menjadi konsumen sekaligus pemberi informasi, sehingga pemberitaan menjadi semakin berimbang, masyarakat yang berada di lokasi yang berbeda jauh bisa tertawa bersama lewat forum dll.

Semakin ke depan, orang semakin dimudahkan dengan berbagai perangkat komunikasi jarak jauh, sebuah komunikasi menjadi lebih berwarna dan bermakna. Kelak semua orang cenderung mengakses informasi via handphone, jika semua blogger memiliki alternatif agar ada versi mobile maka traffic kunjungan ke blognya akan meningkat tajam, handphone, email, sms telah menjadi satu budaya komunikasi jarak jauh, komunikasi yang terjaga maka kualitas hubungan dapat dipertahankan secara utuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar