Jumat, 19 September 2008

STIGMA NEGATIF PELAYANAN KESEHATAN

Selama ini Pelayanan Kesehatan di Indonesia belum dikelola secara professional sehingga seringkali kita mendengar kritik dan kecaman dari perbagai lapisan masyarakat, terhadap sistem pelayanan kesehatan yang kurang bermutu dan tidak profesional, atau kurang empati dalam melakukan program pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit. Dari perlakuan yang tidak manusiawi contoh kasus: Kejadian ini terjadi pada salah seorang tetangga dekat saya, Dia dibawa ke RS karena baru saja mengalami kecelakaan berupa ditabrak truk pada saat pagi hari setelah dia sholat subuh, oleh pihak pelayanan, pasien ditidurkan di brankar kemudian keluarga diminta menebus plabot infus, infus set, obat dll yang jika dikalkulasi dengan waktu telah membuang begitu banyak waktu. Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip kegawatdaruratan, menurut standar dari Primary Survey atau A,B,C,D,E pasien diketemukan mengalami masalah dengan jalan nafasnya, secara sirkulasi pasien mengalami perdarahan yang jika tidak segera diatasi, maka pasien mengalami shyok, jika 10 menit saja pasien harus menunggu semua plabot dan obat datang, bagaimana dengan perfusi jaringannya? Padahal pasien mengalami cedera kepala berat, kemudian pasien dirujuk ke RS pusat dengan jarak yang agak jauh, setelah di scanning dengan CT Scan diketemukan fraktur impresi atau retakan tulang tengkoraknya sudah menembus ke otak, diketemukan perdarahan epidural dan perdarahan sub arachnoid meskipun dalam keadaan kritis tetapi di RS ini pasien lebih diperlakukan secara manusiawi, meskipun kemungkinan hidupnya kecil, tetapi dokter dengan cekatan tetap berusaha melakukan segala upaya untuk menjaga kstabilan kondisi pasien, 6 jam berikutnya pasien meninggal? Perlakuan seperti ini yang membuat kepuasan terhadap pelayanan kesehatan menurun tajam. Bahkan kritikan kepada pelayanan kesehatan mulai mengarah ke pemberitaan publik, karena masayarakat sudah mulai kritis terhadap situasi saat ini. Jika dulu masyarakat hanya berani menulis di surat pembaca maka seiring dengan kemajuan teknologi masyarakat mulai menulis di Internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar